Pengikut

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Bookmark and Share

Senin, 13 Februari 2012

rasa yg tertunda



Ini tentang sebuah rasa. Bukan rasa terabai, apalagi terbuang, tapi rasa yang tertunda. Rasa yang bisa saja hadir di awal, lalu mengabur, terusik kemudian, meski belum jelas bagaimana akhirnya.
Aku menyebut rasa itu “Rasa yang Tertunda”. Rasa yang tiba tak tentu, tak kenal waktu, tak malu-malu, walau dia yang ditiba seringkali menentukan waktu, sembunyi dalam ragu.
Rasa itu menyusup perlahan. Dalam pikir gamang, rasa itu terombang-ambing, menari pilu menunggu waktu. Nyatanya bukan waktu yang ditunggu seperti waktu yang tak bisa menunggu. Rasa itu meliuk, menari dalam ulur hati meragu, menua dalam mimpi. Rasa itu sering melayu luruh, dirayu jengah, walau kemudian dia kembali melambung saat senyum itu memancing gairah. Gairah membangunkan mimpi dalam koma. Tanpa makna. Ketika rasa kembali tak terkatakan.
Rasa itu bertahan. Dalam siklus putaran tak sama irama. Pernah melemah, sering membuncah. Pernah sekarat, sering menggeliat dasyat. Dan rasa kembali tak berdaya ketika ego tetaplah raja.
Ini tentang sebuah rasa. Bukan rasa tak peduli, apalagi rasa yang mati, tapi rasa yang tertunda. Rasa yang bisa saja pernah pergi lalu kembali. Rasa yang dulu pernah hilang lalu datang. Aku menyebut rasa itu “Rasa yang Tertunda”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Selamat Datang Jgn Lupa Comment
Widget by: Facebook Develop by: kumpulancara